Pameran Seni Kontemporer Martell Tampilkan Arsip Lama Sejarah Indonesia
Martell kembali mensponsori pameran seni, dan untuk kali ini menampilkan karya-karya seni kontemporer yang diangkat dari arsip lama sejarah Republik Indonesia oleh 12 seniman di tanah air. Pameran bertema "Historia Docet Historia Vitae Magistra" yang artinya "Kita Belajar dari Sejarah, Sejarah adalah Guru Kehidupan" diselenggarakan selama sebulan di D Gallerie, Kebayoran Baru, Jakarta, mulai Rabu, 17 Februari 2016.
Di antara ke-12 seniman yang tampil terdapat nama seniman media baru, Mahardika Yudha, koordinator pengembangan penelitian Forum Lenteng Jakarta, yang menampilkan film Indonesia Raya yang dibuat pada 1945 sebagai propaganda Jepang di akhir masa pendudukan mereka. Juga terdapat nama Saleh Husin, lulusan Studio Seni Lukis, Institut Kesenian Jakarta, berusia 34 tahun, yang menampilkan lukisan cat akrilik tentang Sositeit Simpang Club, sebuah tempat eksklusif di Surabaya pada tahun 1940-an, yang mewujudkan praktek diskriminasi oleh orang-orang Belanda sebagai "white men territory", yang kemudian memicu konflik dengan warga pribumi, juga dengan warga Arab dan Cina.
Pemanfaatan arsip lama sejarah sebagai salah satu perbendaharaan seni rupa kontemporer Indonesia, menurut kurator pameran, Chabib Duta Hapsoro dari Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Bandung, telah dilakukan beberapa seniman muda. "Mereka tertarik menggunakan arsip sebagai rujukan kekaryaan. Dengan beberapa intervensi, mereka rnenggunakan arsip sebagai media penyampai gagasan yang membuka peluang bagi sejumlah kemungkinan pengolahan rupa yang menarik."
Sementara Esti Nurjadin dari D Gallerie mengatakan, "Saya berterimakasih kepada Pak Edhi Sumadi, Managing Director Pernod Ricard Indonesia, atas kerjasamanya dalam menggelar kegiatan seni Martell sebagai pembuka mata ini. Pameran seni kontemporer yang digelar setiap tahun yang disponsori Martell ini merupakan bentuk apresiasi Martell kepada dunia seni Indonesia."
Martell, pembuat minuman anggur asal Perancis yang sudah 300 tahun mempersembahkan produk-produknya di seluruh dunia, memiliki perhatian besar terhadap perkembangan karya seni sebagai perwujudan Seni Perancis. Martell terus mencari ekspresi baru yang diinspirasi oleh Perancis. Saat ini, gaya, musik dan seni rupa "La French Touch" mungkin adalah gerakan seni kontemporer yang paling menonjol di Perancis.
"Martell La French Touch menunjukkan perpaduan yang sempurna antara Martell Cognac dan French Art de Vivre. Kemampuan menciptakan getaran kuat untuk menghubungkan desain dan seni kontemporer dengan musik dan kehidupan malam sudah terpatri dalam DNA Martell Cognac," kata Edhi Sumadi, Managing Director Pernod Ricard Indonesia, distributor Martell di Indonesia.
MARTELL tidak hanya mewujudkan tradisi 300 tahun dari Seni Hidup Perancis: Martell terus mencari ekspresi baru yang diinspirasi oleh Perancis. Saat ini, gaya musik & seni rupa "La French Touch" mungkin adalah gerakan seni kontemporer yang paling menonjol di Perancis. Hal ini disebabkan lcarena gerakan ini adalah satu-satunya gerakan yang sangat khas untuk Perancis.
Martell dan seniman French Touch berbagi semangat yang sama untuk memberikan keunggulan dan kegembiraan bagi indra kita. Mereka berbagi DNA yang identik dengan modernitas dan cara kontem-porer untuk mengekspresikan French Art De Vivre. French Touch dan Martell telah melakukan pencarian untuk kualitas, memiliki kebutuhan emosi, dan keinginan yang sama untuk memperkenalkan French Art de Vivre kepada dunia, yang telah dirayakan selama 300 tahun oleh merek Cognac tertua yang paling terkenal ini.
French Touch adalah getaran kreatif, kekuatan kota kontemporer. Ekspresinya adalah desain, seni dan tentu saja musik. Etienne de Crecy, salah satu DJ Perancis yang paling dikenal, telah memberikan kontribusi untuk menyebarkan semangat French Touch ini di seluruh dunia, selama bertahun-tahun. Untuk kesempatan ini, is merancang Edisi Terba-tas yang membawa getaran dari Paris pada malam hari, dengan cara yang bersemangat namun canggih. Seiring dengan biru Martell, lampu neon, modul ikon French Touch, telah menjadi tanda khas dari edisi terbatas ini. Digunakan dalam interaksi garis yang bergetar, dengan tinta UV, menciptakan di-mensi yang mengelektrifikasikan dan membangkitkan magnet yang unik dari suasana malam di "Kota Cahaya".
Tersedia untuk Martell VS, Martell VSOP dan Martell Noblige, edisi terbatas ini akan bersinar da-lam gelap di tempat-tempat malam, dan dengan cara ini masuk ke dalam tren dengan kode yang kuat, sebuah asosiasi kekuatan dan keanggunan, yang akan menggemparkan malam di Paris dan di seluruh dunia.
"Martell La French Touch dengan jelas menunjukkan perpaduan yang sempurna antara Martell Cognac dan French Art de Vivre. Kemampuan untuk mencip-takan getaran yang kuat untuk menghubungkan de-sain & seni kontemporer dengan musik & kehidupan malam sudah dalam terpatri di dalam DNA brand tersebut. Botol edisi terbatas ini sangat fantastis dan saya yakin hal ini akan menjadi pembicaraan hangar diantara pecinta dunia malam sampai beberapa tahun mendatang.", komentar Bapak Edhi Sumadi, Managing Director Pernod Ricard Indonesia.
Posting komentar