Pameran Seni Tunggal Karya Mein Lieber Prost digelar di ASTSPACE, ARTOTEL Sanur – Bali
Djakarta.id – (1/8) Press conference pembukaan pameran seni tunggal karya Mein Lieber Prost di ARTOTEL Sanur berlangsung hari Rabu kemarin. Dihadiri oleh beberapa awak media, acara dimulai sekitar pukul 16.30 WITA yang dibuka langsung oleh Kara Mariela, selaku Asst. Marketing Communications Manager, ARTOTEL Sanur – Bali.
“Terimakasih buat teman-teman media yang sudah hadir di konferensi pers pameran seni tunggal karya Mein Lieber Prost. Exhibition ini bertajuk ‘Always and Never the Same’ yang bisa dinikmati hingga 30 September 2018 di ARTSPACE, ARTOTEL Sanur,” ujar Kara Mariela singkat.
Hadir juga perwakilan galeri yang mengkuratori pameran ini, yakni Bianca Timmerman sebagai Manager of Nyaman Gallery. “Galeri kami ini cukup berbeda dengan galeri kebanyakan, ya. Jadi, kami itu memiliki pendekatan yang lebih personal dengan para seniman. Biasanya galeri lainnya itu sering gonta-ganti artist dalam sebulan, kalau kami nggak. Nyaman Gallery bekerja sama dengan seniman tetap hampir selama tiga tahun terakhir ini. Kami pun menjadi seperti kerabat dekat sekali. Ini lah yang menjadi nilai lebih dari galeri kami,” jelas Bianca.
Kara Mariela membuka press conference didampingi oleh Manager of Nyaman Gallery, Bianca Timmerman
Nyaman Gallery sendiri memiliki 10 seniman kontemporer bergaya unik baik dari Indonesia maupun mancanegara. Kesepuluh artist tersebut adalah Quint (Indonesia), Lukman Fauzi (Indonesia), Yoga Raharja (Indonesia), Mein Lieber Prost (Indonesia), YOKII (Australia), Jean-Michel Aucler (Perancis), Stephan Kotas (Czech Republic), Evgeny Bam (Russia), Mersuka Dopazo (Spanyol) dan Dashenka Prochazka (Swiss).
Pameran ini memperkuat misi dari seorang Prost yang bertujuan untuk menyinari kesamaan dalam perbedaan, dan perbedaan dalam persamaan. Hal ini tersirat dari karya-karyanya dengan penggambaran melalui karakter Prosty sebagai subjek utamanya, yang menunjukkan serangkaian kontradiksi di dunia ini.
Karya prost yang unik, nyeleneh, dan khas dengan karakternya bernama Prosty
Selang beberapa menit, Kara memanggil pemilik karya Always and Never the Same untuk duduk bersama di hadapan media. Namun, Kara tiba-tiba mengingatkan media untuk tidak mengambil foto sang seniman. “Sebelumnya, saya ingin memberitahu terlebih dahulu kalau Mein Lieber Prost ini baru pertama kali hadir secara langsung di hadapan media. It means it’s his first time to show himself to public. Jadi, dimohon untuk tidak mengambil foto secara langsung, ya.”
Prost pun hadir mengenakan pakaian serba hitam, serta tidak lupa menutup sebagian wajahnya dengan kacamata hitamnya. “Ini adalah moment pertama kalinya saya open for public selama berkarya. Saya ingin dikenal dengan karya bukan penampilan. Semoga teman-teman media bisa memahami agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujar lelaki asal Indonesia tersebut.
Prost sendiri menghabiskan sebagian besar waktunya di Berlin, Jerman dan telah menggelar sejumlah pameran di kota-kota terbaik Eropa, seperti Berlin, Munich, Cologne, Zurich, Paris, Milano, dan Bristol.
Beberapa karya Prost yang menertawakan sebuah situasi bisa ditemukan di lingkungan sekitar kita
Gaya satir yang dituangkan Prost ke setiap karyanya membuatnya diakui sebagai seorang anarkis yang bahagia, bukan vandal penuh amarah. Prost merupakan pengagum banyak seniman yang tidak terpaku pada satu nama saja. Ia lebih banyak melihat dan mengolah dari karya-karya mereka sebagai motivasi. Namun, inspirasi utamanya tetap berasal dari dirinya sendiri.
“Motivasi bisa datang dari seni-seni illegal, para illustrator, pekerja seni, dan teman-teman saya juga. Pahitnya pengalaman hidup dan gagalnya meraih tujuan menjadi inspirasi utama saya. FYI, 99% ide-ide tersebut selalu datang ketika saya mandi,” ungkapnya sambil tertawa.
Prost mengandalkan motivasi dan mood dalam proses pengerjaan karya-karyanya. Uniknya, ia kadang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan karya sederhana dibandingkan yang rumit. Paling lama menurutnya bisa sampai empat tahun untuk satu karya.
Pengunjung dan rekan media melihat karya Prost lebih dekat
Bianca juga menambahkan mengenai harapannya bisa membawa karya-karya Prost ke seluruh Indonesia. “It’s actually coming home exhibition from Prost setelah melalang buana 20 tahun di Eropa. Semoga ini menjadi awal karirnya dia di Indonesia dan bisa juga hadir di kota-kota lainnya juga, ya,” tutupnya
ARTOTEL Sanur – Bali menjadi lokasi pertama yang menjadi exhibition venue Prost di Indonesia dan juga memungkinkan public untuk membeli karya-karyanya di samping direct buying di Nyaman Gallery. (aul/djakarta.id)
Foto rekan-rekan media dan Mein Lieber Prost
Posting komentar