JUDUL “11/11” bukan hanya merujuk pada angel number yang berarti simbol kebangkitan dan awal baru, tetapi juga menjadi tanggal pergelaran itu sendiri, menghadirkan momen keselarasan antara makna dan manifestasi.

Koleksi ini terbagi dalam dua bab emosional. Pertunjukan dibuka dengan kontras yang kuat: dunia monokrom hitam-putih, di mana bahu yang tegas dan tailoring yang tajam membentuk siluet. Jaket-jaket terstruktur dengan bahu dramatis dipadukan dengan celana wide leg dan legging-cut pants yang berkontur. Salah satu sorotan utama adalah rok crinoline berbentuk sangkar, dibangun dari rangka sculptural hoop dan dilapisi renda bordir. Volume kubahnya bertemu dengan jaket tailoring yang jatuh membentuk gaun, memadukan struktur historis dengan tensi modern couture . Topi dramatis berbentuk sayap gagak menambah intensitas, sementara beberapa model mengenakan gaya rambut yang menyerupai “ angel wings ” sebagai pernyataan visual yang memperkuat simbolisme koleksi.

Bab pertama ditutup dengan triptych tampilan kuat berbasis siluet sangkar-crinoline khas rumah mode Harry Halim. Dihadirkan sepenuhnya dalam material tailoring hitam solid, ketiga look ini menegaskan kekuatan, struktur, dan kontrol. Kain suiting yang tajam menggantikan renda dan bordir, mengubah crinoline menjadi ekspresi arsitektural dari house codes : disiplin, tegas, dan tanpa kompromi.

Memasuki bab kedua, siluet mengalami metamorfosis: struktur hitam yang kaku larut menjadi bahan-bahan transparan dan tembus pandang, melepaskan armor untuk menyingkap kerentanan. Volumenya tetap besar, namun opasitas warna juga memudar untuk menandai pergeseran dari kekuatan menuju kelembutan.

Palet warna melembut menjadi gradasi abu-abu, mauve pucat, hijau sage , dan warna nude yang redup sebagai nuansa transisi yang merepresentasikan energi dari angel number , bergerak dari rigiditas menuju kejelasan dan kebenaran.

“ ‘11/11’ merefleksikan ruang di antara bayangan dan cahaya, antara kekuatan dan penyerahan,” ujar Harry Halim selaku Creative Director.