Movie

Bagaimana Indonesia di Tahun 2027 Mendatang?

Kacaunya Negeri ini Tergambar di Trailer Film “Pengepungan di Bukit Duri” Karya Joko Anwar

DJAKARTA.ID - Sebuah penelitian yang dirilis WHO, penelitian di 40 negara berkembang menunjukkan rata-rata 42% anak laki-laki dan 37% anak perempuan mengalami perundungan. Sementara di Indonesia sendiri, ada sekitar 11,5 juta atau 50,78% anak usia 13-17 tahun pernah mengalami salah satu bentuk kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya. Data ini merupakan hasil survey dari kolaborasi antara Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2024.

Realitas di atas merupakan sekelumit gambaran dari inti cerita film ke-11 sineas kenamaan Indonesia, Joko Anwar yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High). Proyek kolaborasi antara studio Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios tersebut direncakanan tayang pada 17 April 2025. Film ini adalah film kedua produksi Come and See Pictures setelah Siksa Kubur (2024) meraih 17 nominasi Piala Citra dan perolehan lebih dari 4 juta penonton.

Mengisahkan Edwin (Morgan Oey) yang berjanji pada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan ponakannya yang hilang. Pencarian Edwin membawanya menjadi guru di SMA Duri, sekolah untuk anak-anak bermasalah. Di sana Edwin menghadapi murid-murid paling beringas sambil mencari keponakannya. Ketika akhirnya ia menemukan sang keponakan, kerusuhan pecah di seluruh kota dan mereka terjebak di sekolah melawan anak-anak brutal yang kini mengincar nyawa mereka.

Selain Morgan, film ber-genre action thriller ini juga dibintangi Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan sederetan wajah baru dalam perfilman Indonesia. Film ini menampilkan gambaran yang mungkin terjadi di Indonesia tak lama lagi jika Indonesia tidak memperbaiki diri dari masalah-masalah bangsa termasuk kedekatan anak-anak muda dengan budaya kekerasan.

“Film ini menjadi tantangan terbesar saya selama berkarir di film. Bukan saja secara teknis film ini harus menunjukkan kualitas yang tinggi karena bekerja sama dengan perusahaan film Hollywood legendaris yang punya standar tinggi, tapi ceritanya harus mencerminkan negeri kita saat ini,” kata Joko Anwar.

Pengepungan di Bukit Duri bukan hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi akan membawa penonton untuk merasakan isu-isu penting dan relevan di sekitar. Dibekali dengan penceritaan yang menarik dengan kemasan genre fresh dari Joko Anwar, serta dukungan studio besar dari Hollywood, harapannya isu ini dapat diketahui lebih banyak masyarakat Indonesia.

“Kami ingin semua yang terlibat dalam film ini, pemain, kru, dan Come and See Pictures naik kelas dengan membuat film yang setara dengan film-film dunia berkualitas tinggi,” tutup Tia Hasibuan sebagai Produser. (aul)