Health & Beauty

Bagaimana Masa Depan Layanan Kesehatan di Indonesia?

Yuk, Intip Laporan Future Health Index 2024 dari Philips!

DJAKARTA.ID – Pada tanggal 2 Oktober 2024 kemarin, Royal Philips sebagai pemimpin global dalam teknologi kesehatan, menggelar dialog bersama pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan untuk mempercepat realisasi “Indonesia Sehat” melalui transformasi digital sistem kesehatan. Acara tersebut turut dihadiri oleh Roy Jakobs (Chief Executive Officer of Royal Philips), Setiaji S.T. M.Si., (Chief Digital Transformation Officer, Kementerian Kesehatan Indonesia), dan Caroline Riady (Chief Executive Officer Siloam Hospitals Group).

Acara ini juga menandai peluncuran temuan laporan Philips terkait masa depan layanan kesehatan yang bertajuk Future Health Index (FHI) 2024: Perawatan yang Lebih Baik untuk Lebih Banyak Orang. Sebuah laporan berdasarkan survei dari hampir 3.000 pemimpin perawatan kesehatan di 14 negara, yang berhasil memetakan kemajuan Indonesia dalam transformasi kesehatan digital.

Hasil tahun ini menunjukkan bahwa para pemimpin layanan kesehatan telah menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas serta mulai merasakan dampak positif dari perawatan virtual dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja. Kedepannya, mereka menginginkan integrasi data yang lebih mulus dan penerapan kecerdasan buatan (AI) pada tingkat lebih tinggi untuk memenuhi tuntutan perawatan.

"Inovasi dan teknologi telah menjadi kekuatan penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Seiring dengan visi 'Indonesia Sehat 2025', kami bertujuan menciptakan lingkungan yang sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kemitraan di seluruh ekosistem kesehatan sangat penting untuk membuka manfaat dari data dan teknologi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi," ujar Setiaji S.T., M.Si., Chief Digital Transformation Officer, Kementerian Kesehatan Indonesia.

Sistem perawatan kesehatan global menghadapi tekanan yang sangat besar dalam memberikan perawatan pasien berkualitas tinggi. Terutama di tengah kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah.

“Di Philips, kami membantu mendorong perubahan sistemik untuk meningkatkan kapasitas di seluruh layanan perawatan kesehatan. Perubahan yang melihat teknologi, praktik klinis, pembiayaan, dan regulasi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi,” kata Roy Jakobs, CEO Royal Philips.

Menurut Roy, kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dan perawatan serta pemerintah sangatlah penting. Karena, dengan bekerjasama, nantinya diharapkan dapat membantu memberikan perawatan yang lebih baik bagi banyak orang di seluruh lingkungan perawatan.

Future Health Index 2024: Menjembatani Kesenjangan Tenaga Kesehatan, Wawasan, dan Keberlanjutan.

Di Indonesia, tiga dari empat pemimpin layanan kesehatan (76%) melaporkan bahwa, kekurangan tenaga kerja menyebabkan penundaan dalam perawatan pasien. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, para pemimpin layanan kesehatan telah menerapkan otomatisasi guna mengurangi beban administratif pada staf kesehatan dan menyederhanakan layanan bagi pasien.

Semua pemimpin Indonesia juga melihat hasil positif dari layanan perawatan virtual dengan beberapa manfaat. Mulai dari peningkatan kapasitas untuk melayani pasien, hingga jadwal kerja lebih fleksibel bagi para profesional kesehatan.

Di masa mendatang, para pemimpin layanan kesehatan berkeinginan kuat menjelajahi batas-batas baru dalam kecerdasan buatan (AI), agar dapat menciptakan efisiensi dan wawasan baru. Mereka telah menerapkan atau berencana menerapkan AI untuk mendukung keputusan klinis di berbagai layanan rumah sakit, termasuk pemantauan pasien, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis dalam 3 tahun ke depan. Sebanyak 74% berencana untuk berinvestasi dalam AI generatif dalam 3 tahun ke depan, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (56%).

Para pemimpin perawatan kesehatan Indonesia juga melihat potensi transformatif dari wawasan (insights) berbasis data dan bertekad mengatasi tantangan integrasi data yang dilaporkan oleh hampir semua pemimpin (98%). Untuk memanfaatkan inovasi terbaru termasuk AI, mereka melihat perlunya meningkatkan keamanan dan privasi data, memberikan lebih banyak transparansi tentang bagaimana data akan digunakan, dan meningkatkan akurasi data.

Agar layanan kesehatan tetap berkelanjutan, hampir semua pemimpin layanan kesehatan sepakat bahwa pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan dari layanan kesehatan harus menjadi prioritas utama bagi organisasi kesehatan (99% setuju) dan pemerintah (97% setuju). Pengadaan yang berkelanjutan (misalnya, peralatan yang sirkular) merupakan strategi utama yang saat ini diterapkan oleh para pemimpin layanan kesehatan (51%), dan 39% berencana menerapkannya dalam tiga tahun ke depan.

Arah yang Kohesif dan Seruan untuk Kolaborasi yang Lebih Besar

Poin-poin utama dari dialog menyoroti dampak dari kontribusi setiap pemangku kepentingan terhadap kebutuhan pasien di Indonesia saat ini dan di masa depan. Tak lupa juga berkaitan dengan strategi bagaimana mereka dapat bekerja sama dalam mendorong kemajuan lebih lanjut. Para pemangku kepentingan sepakat mengenai perlunya rencana yang kohesif, di mana dialog ini sebagai katalisator langkah-langkah nyata dalam digitalisasi dan integrasi data di Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja dan ketahanan layanan kesehatan serta mendukung keberlanjutan dan dampak jangka panjang.

“Industri layanan kesehatan di Indonesia berada pada momen yang krusial. Harapan kami dengan adanya dialog ini dapat mendorong kerjasama yang kohesif menuju digitalisasi dalam mengatasi kesenjangan di sektor tenaga kerja, wawasan data, dan keberlanjutan. Peran kami di Philips adalah mendukung melalui inovasi berkelanjutan, serta menjawab kebutuhan pasien dan penyedia layanan kesehatan secara langsung. Melalui kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya, kami yakin dapat menciptakan masa depan lebih sehat bagi masyarakat dan planet ini,” tutup Astri R. Dharmawan selaku Presiden Direktur Philips Indonesia.

Info lebih lanjut mengenai laporan Future Health Index 2024 lebih lengkap, dapat mengunjungi situs ini. (aul)