Bali Spotlite

Bakti Indonesia 2025

Bakti Indonesia ketiga rayakan Kemerdekaan di Pura Agung Besakih

"SAYA mengapresiasi Bakti Indonesia, yang menjadikan rumah ibadah agama sebagai wadah perekat keberagaman Indonesia," pesan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka, yang disampaikan melalui video pada pembukaan Bakti Indonesia ketiga di Pura Agung Besakih, Bali. (22/8/2025).

Selain Wakil Presiden RI, berbagai petinggi negara turut menyampaikan apresiasi, baik melalui video maupun teks yang divisualkan ke dalam banner di seputar area acara, mulai dari Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, Menteri Dalam Negeri Komjen Pol. Drs. H.M.Tito Karnavian, M.A., Ph.D., dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Jend. TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, M.P.A.

Apresiasi juga datang dari Pangdam Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Menteri Sosial Dr. K.H. Saifullah Yusuf, S.I.P, Utusan Khusus Presiden untuk Generasi Muda dan Seni Raffi Ahmad, Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya, SH. S.I.K, M.Si, Itjen Kemendagri , Irjen Pol (Purn) Drs. Sang Made Mahendr Jaya, M.H., Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia Komjen Pol. (Purn.) Drs. H. Adang Daradjatun, Kabareskrim Komjen Pol. (Purn.) Drs. Susno Duadji, S.H. M.Sc, dan Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi Denny Jauhari Ali, Ph.D.

Pesan-pesan tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan penegasan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang harus terus dirawat.

Inilah yang unik dan orisinal dari cara Yayasan Bakti Indonesia untuk merayakan kemerdekaan.

Setiap tahun, yayasan ini berpindah dari satu rumah ibadah agama ke rumah ibadah agama yang lain seraya membawa pesan persatuan ke dalam ruang-ruang suci yang berbeda.

  • 2023: Masjid Istiqlal, Jakarta
  • 2024: Gereja Kathedral, Jakarta
  • 2025: Pura Agung Besakih, Bali

Penggagas Bakti Indonesia, Dra. Hj. Mulia Jayaputri, MPA, Psikolog, merangkumnya dalam satu napas, “Kami ingin mensinergikan semangat nasionalisme dalam merayakan kemerdekaan, dengan upaya merawat kebhinnekaan, sekaligus menghidupkan semangat berbagi melalui kegiatan amal.”

TIGA HARI YANG MENYATUKAN

Selama 22 sampai dengan 24 Agustus 2025, Bakti Indonesia di Pura Agung Besakih mengalirkan energi kemanusiaan melalui beragam kegiatan:

  • Donor darah bekerja sama dengan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Bali.
  • Konsultasi psikologi oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dan Universitas Jayabaya.
  • Pemeriksaan mata oleh RS Mata Bali Mandara.
  • Perawatan gigi oleh CS Dental Aesthetic Clinic.
  • Deteksi dini kanker payudara bersama Yayasan Kanker Indonesia Bali.
  • Pemeriksaan jantung dan EKG oleh RS Ngoerah.
  • Penyuluhan kesehatan dari para ahli.
  • Bazaar UMKM yang menampilkan karya pengrajin lokal.

Yang berbeda kali ini, ada talk show yang menyoal nasionalisme. Hadir sebagai pembicara Inaya Gus Dur dan Okky Asokawati, dengan moderator Dian Rahmawaty.

Acara dilanjutkan dengan bincang sehat dari Prodia, serta ditutup oleh RS Ngoerah yang membahas tentang Prana dan Geriatri.

Bukan sekadar pelayanan kesehatan dan bazaar, setiap kegiatan menjadi jembatan yang mempertemukan orang dari berbagai latar belakang untuk saling menyapa, tertawa, dan merayakan rasa memiliki pada negeri ini.

TERUS MELANGKAH KE DEPAN

“Bakti Indonesia bertekad untuk terus bergerak, menjangkau 38 provinsi. Tahun depan, langkahnya akan menuju Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang, lalu pada 2027, sejarah akan kembali ditulis di Candi Borobudur”, imbuh Iman Usmansjah, Ketua Panitia Bakti Indonesia 2025.

Di antara deru angin di lereng Gunung Agung, suara gamelan berpadu dengan tawa anak-anak; aroma dupa bersatu dengan wangi kopi UMKM.

Semua itu menjadi simbol bahwa Indonesia bukan hanya peta dan batas wilayah, tetapi rumah yang kita bangun bersama, batu demi batu, hati demi hati.

Panitia berharap ribuan masyarakat dari berbagai latar belakang akan datang, saling bertegur sapa, dan merasakan kehangatan Pura Agung Besakih.

Banyak di antara mereka akan membawa pulang pengalaman spiritual sekaligus rasa memiliki pada negeri ini.

Bisa kita bayangkan, buruh atau petani dari Karangasem, misalnya, tak hanya periksa jantung, tapi belajar merangkul perbedaan. Panitia mempersiapkan ratusan partisipan donor darah dan konsultasi psikologi.

“Bakti Indonesia 2025 bukan sekadar perayaan kemerdekaan, melainkan doa panjang yang diucapkan dalam berbagai kegiatan, di berbagai rumah ibadah, untuk satu tujuan: Indonesia untuk Semua”, tutup Dra. Hj. Mulia Jayaputri, MPA, Psikolog, sang Penggagas derma sosial.

Untuk informasi lebih lanjut:

Panitia Bakti Indonesia 2025
Contact Center: 0813 1689 0676