Spotlite

DANA Kartinian: Woman with Impact

Menjadikan Perempuan Indonesia Lebih Berdaya dengan Pemerataan Literasi Digital

Hari Kartini yang jatuh pada 21 April menjadi peringatan istimewa bagi bangsa Indonesia, khususnya perempuan Indonesia. Berkat jasanya memperjuangkan kesetaraan hak bagi kaumnya, perempuan Indonesia kini memiliki kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam berbagai bidang. Termasuk dalam sejumlah bidang yang dulu identik dengan kaum pria, seperti teknologi.

Seiring dengan waktu, sudah banyak perempuan-perempuan hebat yang dilahirkan Indonesia, mulai dari atlet, pemimpin perusahaan, menteri bahkan presiden. Lalu, bagaimanakah seharusnya memaknai Hari Kartini di era teknologi digital agar tidak sekadar menjadi seremonial belaka?

Agustina Samara, Chief People & Corporate Strategy DANA mengatakan, untuk meneruskan semangat perjuangan Kartini, perlu dibuka kesempatan yang sebesar-besarnya bagi perempuan, bukan saja dalam hal akses literasi digital tapi juga peluang berkarya di industri digital.

“Saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan berkarir dan menduduki posisi yang cukup strategis di DANA. Saya merasakan, DANA sebagai perusahaan teknologi finansial sangat membuka kesempatan bahkan melakukan empowerment agar perempuan Indonesia bisa maju,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk “DANA Kartinian: Woman with Impact”.

Agustina menjabarkan, wujud komitmen DANA dalam mendukung emansipasi perempuan bisa dilihat dari sejumlah data. Jumlah sumber daya manusia (SDM) perempuan di DANA terus meningkat dan sejak 2019 sampai sekarang tumbuh 142%, dengan jumlah SDM perempuan yang telah mencapai 30% dari total SDM. Bukan itu saja, perempuan juga banyak yang menempati posisi penting dan strategis di DANA, yaitu 30% di level manajerial dan 40% di level eksekutif.

Monita Moerdani, Chief Marketing Officer DANA mengatakan, Revolusi Industri 4.0 merupakan momentum yang harus dimanfaatkan karena merupakan potensi bagi para perempuan untuk bekerja di industri digital. Kehadiran teknologi digital seharusnya membuat perempuan Indonesia lebih berdaya guna. Sebab, teknologi yang ada saat ini sudah sangat membantu para perempuan untuk memanfaatkan menjadi peluang bisnis atau berkarya bahkan tanpa harus meninggalkan anak-anaknya di rumah.

“Literasi digital bagi kaum perempuan secara umum adalah bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut dalam keseharian mereka. DANA mendukung hal ini dengan merancang program dan produk yang dibuat untuk mendorong perempuan Indonesia yang lebih mandiri serta bisa meningkatkan adopsi digital bagi perempuan yang lebih merata. Teknologi DANA dapat memetakan bukan hanya demografi pengguna, tapi juga jumlah mitra DANA Bisnis perempuan, rentang usia hingga kategori usaha perempuan,” kata Monita.

Hingga saat ini, dari total pengguna DANA yang telah mencapai 60 juta, jumlah pengguna perempuan tercatat tak kalah banyak dari jumlah pengguna pria. Sebanyak 82% dari pengguna perempuan berasal dari kalangan generasi Z dan milenial. Rata-rata perempuan menggunakan aplikasi DANA untuk kebutuhan transfer, pembelian pulsa, dan pembayaran tagihan. Sementara jumlah perempuan pengguna DANA Bisnis juga memiliki jumlah yang cukup tinggi dibandingkan pria, dengan 46% di antaranya adalah milenial. Tiga bidang usaha yang banyak digeluti oleh mitra DANA Bisnis perempuan di antaranya adalah kuliner, pakaian, health & beauty spa.

Jentina Pakpahan, edukator sekaligus Founder & Director Youth Shine Academy and Youth Shine Indonesia melontarkan pandangan senanda mengenai pentingnya literasi digital bagi perempuan masa kini, termasuk keuangan digital. Bagi perempuan yang sudah berkeluarga, literasi keuangan diperlukan agar tidak bergantung kepada suami atau kepala keluarga. Sementara bagi yang belum menikah, literasi keuangan menjadi perlu agar mereka bisa lebih bijaksana dalam mengelola keuangan untuk persiapan menghadapi risiko-risiko di masa depan.

“Berdasarkan sejumlah kasus yang saya temui di lapangan, banyak perempuan yang belum memiliki pengetahuan bagaimana mengatur keuangan dengan baik. ¬¬Di masa sekarang, dengan diperkenalkannya literasi keuangan digital dan masyarakat cashless, itu sangat membantu kaum perempuan. Karena itu, saya menekankan pentingnya kaum perempuan untuk mulai melek keuangan, paling tidak dalam mengatur keuangannya serta tetap kuat untuk bisa meng-cover apapun yang terjadi dalam kehidupannya sebagai perempuan,” tandasnya.