Movie

Film Indonesia Siap Bersaing dengan Hollywood?

Dapat Pengakuan dari Koren, Visinema Berbagi Strategi Bersaing dengan Hollywood

DJAKARTA.ID – Berdiri sejak tahun 2008, Visinema menjadi satu-satunya production house Indonesia di mana dua produksi filmnya akan diputar di Busan International Film Festival (BIFF) 2023. Kedua film tersebut adalah Ali Topan (2023/Sidharta Tata) dan 24 Jam Bersama Gaspar” (2022/ Yosep Anggi Noen) yang akan tayang perdana.  Karya Yosep Anggie Noen tersebut juga menjadi satu-satunya perwakilan film panjang Indonesia yang berkompetisi dalam mendapatkan penghargaan Kim Ji Seok Award di Busan.

Sementara anak perusahaan Visinema yakni Bioskop Online juga tengah memutar Ziarah (2016) yang akan diputar dalam program khusus Indonesia bertajuk “Renaissance of Indonesian Cinema” di BIFF 2023.

Angga Dwi Sasongko selaku Founder dan CEO Visinema mengungapkan bahwa sineas perfilman Indonesia bisa bersaing dengan Korea dan Hollywood jika pelaku industri sendiri paham tentang peningkatan kualitas film hingga ekspansi di luar produksi film seperti proses distribusi maupun pengembangan intellectual property (IP).

“Saya yakin potensi industri film Indonesia bisa sebesar Korea atau Hollywood sekalipun, karena kita memiliki cerita yang relevan tidak hanya untuk penonton Indonesia tapi juga global. Hal ini tercermin dari dukungan berbagai festival film internasional seperti BIFF 2023 ini, serta respon penonton internasional di berbagai streaming platform terhadap film Indonesia.”

Pada acara yang sama, Reza Rahadian sebagai aktor 24 Jam Bersama Gaspar dan Ketua Komite Festival Film Indonesia menyatakan optimisme sama terhadap potensi industri film Indonesia. “Sudah ada 147 film Indonesia yang siap tayang di tahun 2023. Hal ini menandakan bahwa resiliensi Indonesia saat pandemi, kini sudah bangkit kembali. Ditambah dengan potensi pasar yang besar serta perkembangan pesat talenta filmmaker Indonesia, membuat saya jadi makin yakin bahwa Indonesia tidak hanya bisa jadi pasar bagi film internasional, tapi jadi pemain besar di industri global.”

Menurut data Media Partners Asia, investasi konten video dan film Indonesia meningkat 13% di tahun 2022, senilai $979juta, terbesar di Asia Tenggara. Perhelatan seperti Busan International Film Festival (BIFF), menjadi salah satu film festival paling bergengsi, juga mendukung pentingnya peran sinema Indonesia di kancah global melalui berbagai program khusus Indonesia di BIFF yang akan berlangsung Oktober 2023 ini.

“Setelah industri film Indonesia terbukti resilient dan sustainable, muncul fase baru bagi industri yaitu growth. Visinema berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan film Indonesia dengan menjadi platform bagi sineas, penonton dan pemain industri berkembang bersama. Kami percaya Indonesia memiliki banyak sekali storytellers, story dan penonton yang akan menjadikan Indonesia salah satu pemain terbesar di kancah global,” tutup Angga.

Setahun belakangan, Visinema telah mencetak berbagai pencapaian. Mulai dari sisi produksi film, Visinema Pictures mencetak hits melalui Mencuri Raden Saleh (2022) dengan jumlah lebih dari 2,3 juta penonton bioskop, serta Hari ini Akan kita Ceritakan Nanti (2023) menjadi salah satu top-10 Netflix. Baru-baru ini, Visinema juga mengakuisisi seri animasi populer Nussa, menjadikan total potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah. Di ranah distribusi, Bioskop Online sendiri telah diakses oleh lebih dari 11 juta penonton dengan lebih dari 200 konten lokal dari 100+ pembuat film di 15+ provinsi Indonesia.

“Sebagai sutradara baru, prioritas kami adalah terus meng-upgrade diri, dengan menawarkan hal yang baru. Saya berharap partisipasi di film festival bisa menambah inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas produksi selanjutnya dan juga menambah exposure ke audiens serta filmmaker global,” tambah Sidharta Tata, sutradara Ali Topan. (aul)