Museum SAKA masuk ke daftar “World’s Greatest Place 2024” versi majalah TIME
PUSAT pameran kebudayaan Bali yang belum lama ini dibukan di dalam AYANA Bali, Museum SAKA, masuk dalam daftar “World’s Greatest Place 2024” yang bergengsi versi majalah TIME. Mengintegrasikan sejarah Bali yang kaya dengan fasilitas kelas dunia, Museum SAKA memantapkan dirinya sebagai sebuah pusat warisan spiritual dan budaya pulai ini.
Bagian dari resor terintegrasi AYANA Bali, Museum SAKA memiliki misi untuk mempromosikan dan melestarika warisan budaya Bali yang dinamis. Pameran perdana museum, bertajuk ‘Walking Among the Giants,’ menampilkan koleksi ogoh-ogoh, patung raksasa yang diarak sebelum perayaan hari raya Nyepi, atau tahun baru bagi masyarakat Bali. Sepuluh karya yang merupakan hasil kolaborasi dengan Sembilan seniman Bali ini menggambarkan tokoh-tokoh dari cerita rakyat dan legenda Bali.
Museum SAKA memandukan kekayaan tradisi Bali dengan etos desain bangunan modernnya, sebuah harmoni yang bergema di seluruh desain arsitektu museum rancangan Napp Studio & Architects. Bangunan museum secara artistik menangkap keidahan alam Bali. Dari langit malam pulau yang tenang, tercermin dalam langit-langit yang bertabur cahaya, dan bebatuan vulkanik dari bahan jasper dan batu akik, hingga gua air yang terlihat melalui banyak kolam dan air mancur, museum ini menyampaikan hubungan mendalam antara budaya Bali dan alam.
“Kami sungguh merasa terhormat melihat kolaborasi kami dengan masyarakat Bali diakui oleh TIME,” kata Judith Bosnak, Director of SAKA Museum. “Melalui pameran kami yang menawan, kami berharap dapat lebih memamerkan budaya Bali yangindah ini dan memikat komunitas global.”
Selain menampilkan budaya Bali, museum ini khusus dikembangkan untuk dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya berbagai acara. East Gallery di lantai pertama menyediakan suasana elegan untuk acara-acara khusus, mengakomodasi pernikahan dan pertemuan hingga 300 tamu. Di lantai dua, SAKA Garden menghadirkan lingkungan outdoor yang mempesona dengan setup panggung terapung, cocok untuk acara yang berkapasitas hingga 400 peserta. Melalui pameran, seminar, dan acara yang diadakan di ruang-ruang tersebut, Museum SAKA bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi yang lebih besar terhadap sejarah dan budaya Bali.
Segera hadir, SAKA menantikan peluncuran pameran baru, termasuk pameran yang mengeksplorasi Subak, sistem pengelolaan air yang diakui UNESCO yang dibangun di sawah Bali pada abad ke-11 dan masih digunakan hingga saat ini. Atraksi lain yang akan datang akan menampilkan instalasi kubah cahaya dan suara inovatif yang menawarkan interpretasi segar Nyepi, Hari Nyepi di Bali.
Dimasukkannya Museum SAKA dalam daftar “World’s Greatest Places 2024” oleh Majalah TIME merupakan penegasan signifikan terhadap budaya dan tradisi Bali, dan dedikasi AYANA untuk menanamkan pemahaman yang lebih dalam tentang warisan hidup pulau tersebut. Nama museum ini merupakan penghormatan kepada kalender Saka Bali – yang secara sempurna merangkum misinya dalam menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan Bali.
Museum ini kini terbuka untuk tamu hotel AYANA Bali secara gratis dan masyarakat umum dengan biaya masuk.
Posting komentar