AYA Restaurant | Street Art Gallery hadir di Seminyak Bali
AYA Restaurant, buah karya Juanjo Suarez dan Rafael Sanchez, menawarkan kombinasi hidangan Peru – Asia yang menyegarkan. Di restaurant dengan interior yang terinspirasi oleh seni jalanan yang dinamis, Chef Marco Cuevas yang andal menyajikan hidangan khas Peru yang menakjubkan, yang terinspirasi dari jajanan jalanan khas Peru.
“Kami memutuskan untuk menggabungkan segala hal yang kami cintai ke dalam AYA’ ujar Rafael Sanchez. “Kami telah menciptakan sebuah pengalaman fine dining yang terjangkau di suasana yang menarik, modern dan bergaya urban. AYA adalah sebuah tempat di mana kebebasan dan karya seni dapat dinikmati, dan kami berharap untuk bisa menginspirasi dan mengedukasi tamu kami tentang hidangan khas Peru dan seni modern. Restoran kami layaknya sebuah kuil bagi indera Anda, dengan makanan dan minuman yang menakjubkan, di suasana yang menampilkan berbagai karya seni kreatif dari berbagai belahan dunia”, ungkap Rafael lebih lanjut.
Adalah Helen Milne, desainer interior AYA yang telah menciptakan sebuah suasana yang bergaya ekletik dan mendukung atmosfir seni jalanan yang penuh semangat. Dengan artwork yang di kurasi secara seksama, AYA telah menjadi sebuah restoran dan sekaligus galeri seni yang menyegarkan jiwa raga. Karya seni di AYA termasuk salah satu diantaranya adalah sebuah mural yang di kerjakan oleh seorang seniman dari London yaitu D*Face, beberapa buah karya Bansky, Space Invader, Jan Kaleb dan banyak lainnya. Camino Ardiente Hacia la Luz adalah sebuah hasil karya dari Maximo Laura Camino, seorang penenun permadani yang telah memenangkan banyak penghargaan. Karya seni cantik ini terisnpirasi dari sebuah mosaic. Semua karya seni yang ditampilkan di galeri ini dapat dibeli oleh para tamu yang berminat dan akan ada rotasi atau pergantian karya seni setiap beberapa bulannya untuk memastikan suasana di restoran ini tetap menarik.
Dapur bergaya terbuka di AYA memiliki suasana yang tenang dan rileks yang berkesinambungan dengan interior dan karya seni yang menyegarkan. Dapur ini memiliki panel-panel jendela yang terbuat dari gelas daur ulang yang dilelehkan dan dicetak ulang seukuran ikan sebagai simbol terhadap hidangan signature yaitu ceviche – hidangan khas terbuat dari ikan mentah. Atap area memasak yang berwarna kehijauan terbuat dari tembaga yang ditempa untuk menciptakan tektur yang rumit dan dipoles dengan bahan kimia. Restoran ini memiliki pilar-pilar yang menonjol dilapisi dengan ukiran Jepara. Di sudut ruangan ada sebuah lampu gantung bergaya industrial yang dibuat dari rantai sepeda motor dan juga sebuah bar berwarna keemasan yang dihiasi dengan panel bergaya Peru yang dibuat oleh tangan. Sementara di toilet, terdapat papan penunjuk terbuat dari tembaga yang dipotong menggunakan laser hasil karya seniman asal Indonesia, Gentusuria. Semua elemen yang digunakan untuk menciptakan interior dari restoran ini dibuat secara lokal di Indonesia.
Menu dari Chef Marco Cueva sangatlah unik, menampilkan hidangan khas Peru yang dipadukan dengan bahan-bahan khas lokal. Pengaruh dari suku asli Inca yang berbaur dengan pengaruh dari imigran Asia, dan berfokus pada hidangan bergaya Peru – Jepang (Nikkei) dan Peru – Cina (Chifa). Chef Marco membawa kecintaannya akan jajanan jalanan khas Peru lalu ditambahkan dengan bahan bahan lokal Bali yang segar, memberi sedikit sentuhan rasa Indonesia yang menggugah selera. Makanan kreasi Chef Marco ini dapat disantap beramai-ramai, bergaya kasual, dan disajikan diatas piring keramik bergaya eksentrik yang diciptakan secara khusus. Chef Marco juga dengan senang hati akan menjelaskan kepada para tamu yang bertanya tentang kreasinya yang diciptakan di dapur bergaya terbuka ini.
Para tamu dapat duduk bersantai di Ceviche Bar untuk menikmati musik dan karya seni yang menakjubkan ditemani dengan pilihan koktil dan tapas yang lezat. Pilihan koktil mulai dari yang berbahan dasar Pisco sampi kreasi kontemporer dan juga berbagai pilihan koktil favorit yang terkenal di dunia ada di sini.
Posting komentar