Santanera Memadukan Cita Rasa Amerika Latin, Pengaruh Eropa, dengan Penggunaan Bahan Lokal
BELAKANGAN ini Bali memang sudah mulai ramai lagi, terutama area Canggu/Seminyak suasananya sudah hampir seperti sediakala, banyak orang “bule” seliweran di jalan, naik motor nggak pakai helm, masker bahkan baju, dan banyak tempat baru bermunculan. Salah satunya adalah Santanera. Di belakangnya ada duo dari Kolumbia, Andres Becerra dan German Rincon, yang memadukan cita rasa Amerika Latin, pengaruh Eropa dengan penggunaan bahan lokal di Santanera.
Berlokasi di tengah Canggu, kesan pertama cukup “wow” secara menempati satu bangunan sendiri berlantai 3 dengan dinding kaca besar sebagai fasad. Dilihat dari luas dan kapasitasnya rasanya ini restoran terbesar untuk kawasan Canggu. “Wow” efek tidak berhenti di situ, tapi interiornya pun cukup mengesankan. Kesannya interiornya memang lebih formal, dengan bagian depan tidak memiliki plafon sehingga menyajikan suasana yang sangat lega. Uniknya juga Santanera menyediakan meja panjang sehingga rombongan yang lebih besar bisa bersantap pada satu meja.
Nama Santanera sendiri diambil dari orang suci kaum Gypsy - atau di dunia modern ini, para pengembara dari berbagai negara dan latar belakang. Singkatnya, Santanera tidak hanya berharap orang menikmati makanan dan minumannya, namun juga suasana yang ada.
Saat ini Santanera hanya buka untuk makan malam, dan hidangannya tidak hanya dari Amerika Latin, namun campuran termasuk Eropa dan Mediterania. Menu Santanera disusun berdasarkan apa yang sedang musim di Bali untuk menciptakan hidangan dengan bahan terbaik yang tersedia dan terus berusaha untuk memperbaiki dan menyempurnakan menu saat ini. Salah satu hidangan utama di Santanera adalah beef tenderloin, yang terinspirasi dari hidangan tradisional Kolumbia ‘Lomo al trapo’, yang dibungkus dalam selembar kain yang telah direndam dalam bir.
Untuk minuman, Santanera berusaha membawa koleksi minuman wine dari berbagai penjuru yang bahkan tidak harus beli satu botol, agar tamu berani mencobanya, terutama dari varian new wines. Demikian juga untuk minuman koktail, Gabriel Steinberger yang “in-charge” untuk bar, ingin menghadirkan koktail yang mengingatkan pada tempat dan suasana di berbagai belahan dunia, seperti Ambrosia pada suasana di London atau Picante 37 di Kolombia.
Santanera rasanya ada di to-go-list kalau ingin mencari tempat untuk makan malam yang lebih “berkelas” di Canggu. Walaupun kesannya formal, tapi namanya juga Bali, tidak jadi sekaku seperti resto fine dining. Dibawa lebih formal bisa, dibawa lebih santai bisa juga, dengan harga yang sangat “reasonable”!
Posting komentar