Spirit & Wine

Membuka Pintu Apresiasi Whisky di Indonesia

Monkey Shoulder, pembaharu blended malt whisky dari Skotlandia telah hadir secara resmi di Jakarta

Monkey Shoulder yang berasal dari tiga jenis gandum berkualitas dari Skotlandia akan mendobrak pemahaman tentang whisky dan membuka jalan bagi para peminum generasi baru untuk mengapresiasi whisky. Perkenalan Monkey Shoulder di Jakarta sebagai blended malt whisky yang memiliki karakter yang bebas dan menyenangkan secara langsung dilakukan oleh Regional Portfolio Ambassador William Grant & Sons, Zachary Connor de Git. Rangkaian program perkenalan dimulai dengan workshop cara membuat cocktail di Bottega Ristorante.

Untuk menunjukkan kemampuan dan keluwesan dari whisky ini Zachary mengajarkan pada tamu untuk menciptakan sebuah cocktail yang bernama Penisilin, yang diambil dari karakter cocktail klasik Pnicillin dan digabungkan dengan bahan-bahan lokal dari Asia.  Pada kesempatan ini, Zachary menunjukkan bahwa dengan Monkey Shoulder apresiasi whisky dapat dilakukan dengan dinikmati secara langsung, dengan es, dicampur atau dalam bentuk cocktail. Menurut Zachary, Monkey Shoulder dapat dinikmati oleh siapa saja, terlepas dari pengetahuan mereka terhadap whisky, sekaligus mendobrak aturan dan membawa era baru untuk apresiasi whisky. Waktunya telah tiba untuk mendobrak pemahaman mengenai whisky yang konvensional dan mengajak orang untuk melihat cara baru untuk menikmati whisky. 

Keceriaan dilanjutkan di Bacco, di mana para tamu bercengkrama sembari menikmati minuman dan Monkey Garden, sebuah hamparan buah-buahan dan bahan segar lainnya untuk dipilih sendiri dan dijadikan cocktail, menegaskan bahwa tidak ada aturan baku jika kita ingin menikmati Monkey Shoulder. Untuk menambah keramaian malam itu juga digelar beberapa games seperti Monkey Battleshots, Party Jenga dan FreeTheMonkey, di mana tamu yang berhasil membuka kandang dengan kunci yang sudah diberikan akan membawa pulang sebotol Monkey Shoulder.

Monkey Shoulder yang merupakan kombinasi unik dari tiga Speyside Single Malts diluncurkan oleh penyuling whisky independen dari keluarga William Grant & Sons. Disuling, dimatangkan dan dikemas di Dufftown Speyside, nama Monkey Shoulder adalah warisan bertahun-tahun yang lalu, di mana para penyuling bekerja mengolah barley malt dengan tangan selama berjam-jam. Pekerjaan yang berat ini dapat menyebabkan bahu yang kaku dan tangan yang menggantung. Para pekerja menyebut kondisi temporer ini sebagai ‘monkey shoulder’ dan nama minuman ini diberikan untuk menghargai para pekerja pembuatnya. Monkey Shoulder kini sudah tersedia di beberapa outlet di Jakarta, antara lain Hide and Seek, Loewy, Prohibition, dan Union.