LAKON Indonesia berkolaborasi dengan Mamo Studio dalam LORONG WAKTU The Instalation
SEBAGAI kelanjutan dari pagelaran LORONG WAKTU yang dilaksanankan dalam event JF3, 6 September 2022 yang lalu, LAKON Indonesia akan memamerkan sebuah instalasi seni dengan berkolaborasi bersama Adi Purnomo, yang biasa disapa dengan Mamo, seorang arsitek dan juga seniman. Instalasi ini akan menjadi media untuk menyampaikan sebuah tujuan usaha Pelestarian Budaya.
Kerjasama Thresia Mareta, founder LAKON Indonesia dengan Mamo diawali dengan sebuah project TK Pahoa yang berkonsep hijau pada tahun 2012. “Dalam proyek ini kami mencari solusi natural yang dapat meningkatkan kenyamanan penggunanya dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya natural dan konsumsi energi yang sangat rendah.” Pada akhirnya proyek itu membuahkan 7 penghargaan internasional.
TK Pahoa dibangun untuk mendidik semua penggunanya termasuk semua tamu yang berkunjung kesana untuk melestarikan lingkungan dan menghormati etika kehidupan. Mengingatkan bahwa ada satu hal yang sering terlupakan yaitu bahwa manusia memiliki pertalian yang sangat erat dengan alam. Harapannya adalah agar dengan semua fasilitas yang sudah dipikirkan dan disiapkan secara seksama, para siswa memiliki pengertian yang lebih dalam mengenai hidup dan menjadi generasi baru yang dapat memberikan kontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik demi KELANGSUNGAN HIDUP mahluk yang bernama manusia.
Setelah 1 dekade bangunan ini disebut sebagai salah satu proyek yang sangat relevan dengan masa sekarang oleh GBCI Indonesia. Bahkan dalam interview dengan DW TV yang ditayangkan secara internasional pada bulan Juni 2022, Clay Nesler, ahli sustainable cities dari World Resources Institute, AS, melihat TK Pahoa sebagai sebuah percontohan untuk masa depan.
Kolaborasi keduanya berlanjut pada “Pakaiankoe: A Journey to Java” yang digelar di ASTHA, Jakarta pada November 2020 dan “Gantari: The Final Journey to Java” yang digelar di Candi Prambanan, Yogyakarta pada Oktober 2021.
Karya Mamo dalam Pakaiankoe adalah setting hutan di tengah kota yang modern, sebuah gambaran mengenai pertalian manusia dengan alam yang tidak dapat terpisahkan. Dan instalasi bambu pada pagelaran Gantari yang sangat kolosal tetapi tetap kental dengan identitas Indonesia, membawa para undangan bukan menonton dari kejauhan tetapi membawa mereka masuk untuk menjadi bagian dari Prambanan.
Kedua kolaborasi ini telah membawa sebuah pembaharuan dalam presentasi mode di tanah air, dan berhasil mendorong pergerakan industri kreatif di masa pandemi dengan melibatkan lebih dari 2500 pelaku dari berbagai bidang.
Kali ini, melalui “Lorong Waktu The Instalation” , LAKON Indonesia dan Mamo Studio akan menceritakan sebuah perjalanan pelestarian budaya yang telah berlangsung lebih dari 4 tahun… sebagai respon terhadap banyak hal yang terjadi di sekeliling… tentang keseimbangan yang menyelaraskan dan tentang menciptakan kemungkinan baru… sebuah selasar yang akan mengantarkan kita menuju ke TERAS LAKON.
TERAS LAKON diharapkan akan menjadi sebuah wadah dan ‘laboratorium’ publik untuk mendorong upaya pelestarian budaya Indonesia. Menjadi tempat untuk ‘mengenal kita’ secara lebih mendalam… mencintai identitas kita… dan bersama-sama memelihara eksistensinya untuk jangka waktu yang panjang.
Ki-Ka: Thresia Mareta (Founder LAKON Indonesia), Engel Tanzil (Founder & Curator Dialogue Art Space), Adi Purnomo (Arsitek, Mamo Studio)
Posting komentar