Resto/Cafe Bali

Napak Tilas Kuliner Bali

MyWarung membawa kembali pengalaman kuliner pada era Bali masih seadanya

Dibandingkan puluhan tahun yang lalu, Bali memang banyak berubah. Kini Bali sering terkesan terlalu komersial, hilang suasana tradisonalnya, dan terutama seperti bukan di negeri sendiri, karena banyaknya usaha yang malah dimiliki golongan expat. Untuk sekilas merasakan era jadul Bali kembali, cobalah mampir ke MyWarung. Selain menyajikan atmosfer yang homey rustik, MyWarung juga sepenuhya dimiliki oleh warga lokal. Berawal dari outlet di Canggu dan ternyata sukses, hanya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun kini MyWarung sudah membuka dua cabang lagi, yakni di Canggu, Echo Beach, Batu Belig, dan dalam waktu dekat juga cabang lainnya di area Petitenget dan Ubud.

Awalnya sasaran utama MyWarung adalah para warga mancanegara, namun berkat sosial media, MyWarung dalam waktu singkat juga menjadi salah satu lokasi populer bagi pengunjung lokal untuk mengupdate status. Sekalipun ada embel-embelnya “Warung”, jangan membayangkan MyWarung hanyalah sebuah tempat makan pinggir jalan bertenda. Di Bali memang banyak tempat bernama “Warung”, tapi tampil layaknya sebuah cafe atau resto umumnya. Interior MyWarung juga bukan seperti cafe yang bisa aja ada di sebuah mal Jakarta atau Melbourne. Tapi ini juga tidak berarti pengunjung MyWarung tidak bisa merasa nyaman dalam suasananya yang khas Bali jadul, bahkan dengan tembok yang hanya dilapisi koran bekas. Ada hidangan apa saja di sini? Yang pasti semuanya comfort food yang tidak hanya cantik buat difoto, dengan Entrecote salah satu hidangan andalan yang wajib dicoba. MyWarung menyediakan hidangan sejak sarapan hingga makan malam dan buka dari pukul 8 pagi. Ingin merasakan suasana MyWarung tapi belum ada rencana ke Bali? Jangan khawatir, MyWarung  sudah berencana membuka dua cabang Jakarta dengan konsep yang sama.