Movie

Renggangnya Sebuah Keluarga karena Satu Trauma

Refleksi Diri Teddy Soeriaatmadja di Film Mungkin Perlu Waktu

DJAKARTA.ID – Sutradara Teddy Soeriaatmadja kembali merilis sebuah film terbarunya bertemakan kesehatan mental yang terjadi pada satu keluarga. Film berjudul Mungkin Kita Perlu Waktu tersebut menggambarkan bagaimana kerenggangan hubungan anggota keluarga bisa terjadi akibat tidak adanya komunikasi yang terjalin untuk membicarakan sebuah trauma dalam keluarga tersebut.

Teddy dikenal sebagai salah satu sineas yang menghasilkan film-film penuh dialog panjangnya dan bermakna. Mulai dari Banyu Biru (2005), Ruang (2006), Lovely Man (2011), dan yang terbaru adalah The Architecture of Love (2024) berdasarkan novel karya Ika Natassa. Di film Mungkin Kita Perlu Waktu ini, Teddy menghadirkan kisah keluarga pasangan Restu (Lukman Sardi) dan Kasih (Sha Ine Febriyanti) yang mengalami kerenggangan hubungan pasca kematian putri sulungnya, Sara (Naura Hakim). Hal ini berdampak pada gaya komunikasi terhadap putranya yang bernama Ombak (Bima Azriel) dan mengakibatkan ketiganya kehilangan arah tanpa tahu trauma masing-masing.

Menurut Teddy, konflik-konflik subtil yang terjadi karena masalah komunikasi merupkan sesuatu yang menarik untuk dieksplor. Baginya, cerita ini merupakan sebuah tantangan tersendiri ketika mengemas cerita yang berasal dari sebuah emosi terpendam setiap karakternya.

“Suasana canggung dan ekspektasi yang menjadi beban masing-masing, di mana hal-hal tersebut tidak dinarasikan secara meledak-ledak. Namun, tetap memiliki power yang mampu mengikis dari dalam sanubari mereka,” ungkapnya.

Film pertama karya rumah produksi Kathanika Films berkolaborasi dengan Adhya Pictures, dan Karuna Pictures tersebut berangkat dari ide sang sutradara ketika masa pandemi di 2022. Saat itu, Teddy mengalami banyak momen refleksi terhadap keluarga, bagaimana keluarga bisa berfungsi secara sehat terlepas dari formatnya, apakah keluarga kandung, sambung, menikah, bercerai, antara anak dan orang tua, lalu suami dan istri. Penulisan cerita film ini akhirnya bisa selesai dalam waktu 3 bulan.

"Kami di Adhya Pictures ingin menghadirkan karya dengan kekuatan cerita yang relevan bagi masyarakat. Film ini ingin berbicara mengenai keluarga, entah sebagai anak, kakak, adik, dan orang tua di mana terkadang sebuah isu yang seringkali tidak dapat terucap. Semoga melalui film ini pengalaman-pengalaman trauma maupun isu-isu kesehatan mental yang selama ini tersembunyi, dapat sedikit demi sedikit mulai dibicarakan," ujar Ricky Wijaya selaku Produser Eksekutif.

Selain deretan aktor di atas, film Mungkin Kita Perlu Waktu juga dibintangi Tissa Biani yang berperan sebagai Aleiqa, teman sekelas Ombak yang ternyata menyimpan trauma di hidupnya. Ia bahkan sempat melakukan riset mandiri mengenai kesehatan mental ke orang terdekat, mencari referensi bacaan, berdiskusi dengan Sutradara, hingga mencari tahu dari psikolog profesional. Menurutnya, memerankan karakter yang mengalami kesehatan mental itu tidak mudah.

“Sebisa mungkin aku ingin merepresentasikan mereka dengan baik namun tetap apa adanya. Aku harus paham kesulitan mereka dan bagaimana cara mereka membawa diri di depan orang. Dari riset yang aku lakukan bersama Bima, aku akhirnya tahu mengenai gestur mereka, bagaimana mereka cara melihat, hingga cara bicara orang seperti Aleiqa yang mood-nya naik turun,” papar Tissa saat ditemui di acara Gala Premiere film Mungkin Kita Perlu Waktu di XXI Epicentrum Walk, 6 Mei 2025.

Film ini mengambil berbagai sudut pandang dari tiap masing-masing anggota keluarga dalam menghadapi kedukaan, luka, maupun trauma mendalam yang sulit dibicarakan. Diiringi lagu Tak Terima dari Sheila Dara Aisha dan Donne Maula serta Walking Up Together with You milik Ardhito Pramono, film ini mengajak penontonnya untuk merefleksikan diri bersama-sama mengenai pentingnya komunikasi interpersonal yang harus dijaga untuk menghindari kerenggangan. Film Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang pada tanggal 15 Mei 2025 di seluruh bioskop Indonesia. (aul)