
Te no Aji Pererenan: Di Mana Slow Living Bertemu Rasa Buatan Tangan
ADA sesuatu yang berbeda dari makanan yang dibuat dengan tangan. Bukan soal sempurna atau tidak — tapi soal perhatian, waktu, dan kehangatan yang terasa di setiap langkah. Itulah yang ingin dihadirkan Te no Aji.
Kini buka di Jalan Pantai Pererenan, Te no Aji adalah restoran kecil nan tenang yang terinspirasi oleh Jepang dan berakar di Bali. Namanya berarti "rasa tangan" — sebuah frasa Jepang yang mengingatkan kita bahwa ketika sesuatu dibuat dengan perasaan, kita dapat merasakannya.
Kami ingin menciptakan tempat yang terasa apa adanya. Sebuah ruang di mana Anda bisa bersantai, menikmati makanan yang enak, mendengarkan musik, dan sekadar menjadi diri sendiri. Ruangnya sederhana — kayu alami, warna-warna lembut, pencahayaan hangat, dan alunan musik urban-pop Jepang era lama di latar belakang. Rasanya nyaman. Familiar. Seperti tempat yang sudah lama ada, meski semuanya masih baru.
Menunya memadukan makanan Jepang yang nyaman dengan bahan-bahan lokal Bali. Anda akan menemukan hidangan seperti Kaisen Don, Hot Stone Gyukatsu, dan ramen buatan tangan — termasuk versi yang disempurnakan dengan sambal embe, sentuhan khas Bali yang memberikan karakter tersendiri pada mangkuknya. Semuanya dibuat
dengan hati-hati dan seimbang. Tidak ada yang mewah, hanya makanan enak yang terasa pas.Minumannya mengikuti semangat yang sama — minuman dingin yang lembut dari Lab Kopi kami, koktail dengan sentuhan Jepang, dan minuman yang benar-benar kami nikmati.
Kami bekerja sama dengan petani, pemanggang, dan pengrajin lokal karena kami percaya kebaikan berawal dari dekat. Sebagian besar bahan yang kami gunakan berasal dari seluruh pulau — ikan segar, sayuran musiman, dan bahan-bahan sederhana yang diolah dengan penuh rasa hormat.
Te no Aji bukan sekadar restoran bagi kami. Ini adalah sesuatu yang kami bangun dari nol bersama teman-teman dan seniman lokal — seniman keramik, fotografer, dan musisi. Setiap orang menambahkan sentuhan mereka sendiri. Mungkin itulah yang membuat tempat ini terasa hidup — penuh dengan tangan, cerita, dan detail-detail kecil yang bermakna.
Pererenan terasa tepat sejak awal. Tenang, ramah, dan penuh ketulusan — persis seperti yang kami harapkan dari Te no Aji.
Kami telah membuka pintu kami, dan kami berharap siapa pun yang masuk dapat merasakannya—kepedulian yang tenang, kehangatan tulus yang tak tergoyahkan. Rasa tangan.
Posting komentar