Bali Events

The New Spirit of Heritage

Sanur Village Festival ke-13 Diselenggarakan di Pantai Matahari Terbit

Penyelenggaraan Sanur Village Festival 2018 yang semula akan digelar di Lapangan Maisonette Inna Grand Bali Beach, kini dipindahkan ke kawasan Pantai Matahari Terbit. Acara yang terbuka untuk umum ini berlangsung dari tanggal 22 Agustus – 26 Agustus 2018, setiap hari mulai jam 11 pagi – 11 malam.

Pemilihan Pantai Matahari Terbit bukanlah tanpa alasan. Upaya ini merupakan bagian dari rancangan pemetaan zonasi dan pengembangan destinasi bagi kenyamanan pengunjung festival. Selain itu, Pantai Matahari Terbit juga menjadi lokasi Sanur Village Festival 2011.

Proyek pengembangan Pantai Matahari Terbit dengan pembangunan fasilitas terpadu juga sedang berlangsung. Seperti pengadaan marina, boat lounge, amphitheater, wantilan, business stall dan retail, pasar tradisional, ruang menikmati pantai yang nyaman, hingga tempat pendaratan helicopter.

Cultural Parade di Sanur Village Festival 2017

Foto: Cultural Parade, Sanur Village Festival 2017

Ketua umum Sanur Village Festival 2018, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan bahwa pemindahan lokasi festival ini untuk menjajaki berbagai kemungkinan. “Ya perluasan kawasan destinasi dan memberikan keleluasaan serta kenyamanan kepada pengunjung festival, nantinya,” ungkapnya belum lama ini.

Tema yang digaungkan Sanur Village Festival 2018 adalah Mandara Giri. Sebuah semangat pemikiran untuk memusatkan perhatian kembali kepada Gunung Agung. Seperti yang kita ketahui, aktivitas vulkanik gunung ini mengalami peningkatan pada Novermber 2017 dan berulang terjadi erupsi hingga sekarang. Ini ibarat refleksi dalam hal kemanusiaan, persaudaraan, dan pendekatan terhadap alam.

Meskipun Sanur tidak memiliki gunung, dari kawasan pantainya dapat terlihat panorama Gunung Agung. Sanur juga mempunyai pura pelinggih Gunung Agung, yakni Pura Giri Kusuma yang bermakna candi bunga di tengah air. Hal inilah yang mencerminkan adanya kesadaran pentingnya gunung di kawasan Sanur.

Bagi masyarakat Bali, letusan gunung bukan hanya sebagai pralina, tetapi juga utpeti atau proses penciptaan kehidupan baru. Aliran mineral yang dibawa oleh air dan abu gunung memberikan kesuburan dan kerahayuan atau kesejahteraan. Peristiwa erupsi juga diartikan sebagai tanda-tanda alam bagi kehidupan manusia.

Foto: Parade Belganjur, Sanur Village Festival 2017

Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung secara sains telah banyak dikupas, tetapi bisa dimaknai pula secara spiritual. Sebuah tanda-tanda alam yang memberikan kesadaran bagi manusia untuk mengambil kearifan penyikapan ke depan.

Semangat inilah yang membuat Gusde untuk menyimpulkannya sebagai kekuatan senantiasa menyadarkan kita untuk berempati, ‘menyama braya’ maupun hormat dan berbuat baik bagi alam. Masyarakat Bali menjujung filosofi kehidupan Tri Hita Karana, diingatkan secara terus-menerus untuk menjaga Bali baik secara keduniaan maupun taksunya.

Kekeluargaan, gotong royong (ngayah), metetulung, dan rasa memiliki telah terbukti mengantar festival ini menjadi kegiatan komunal. Sakaligus memberikan manfaat nyata bagi warga dan sejumlah komunitas desa pesisir dan sekitarnya. Spirit kreativitas, motivasi, dan inovasi ala Sanur yang diwadahi dan disalurkan melalui festival ini bakal terus dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang sejahtera dan damai.

Gusde terus melakukan eksplorasi untuk menghadirkan inovasi baru bagi kemajuan Sanur. Melalui Sanur Village Festival 2018, ia berupaya menghasilkan produk-produk industri ikutan yang sangat diperlukan bagi pengembangan bisnis masa depan.

Ikuti update mengenai Sanur Village Festival 2018 melalui situs resminya www.sanurvillagefestival.com dan berbagai media sosial seperti Facebook: Sanur Village Festival, Twitter @SanurFestival, dan Instagram: @SanurFestival dengan hashtag #SanFest2018. (aul/djakarta.id)