Film ke-11 Joko Anwar, Berkolaborasi dengan Amazon MGM Studios
DJAKARTA.ID - Film ke-11 dari sineas kebanggan Indonesia, Joko Anwar menandai babak baru dalam karirnya selama 19 tahun di industri perfilman. Penuh dengan kejutan bersama Come and See Pictures, kali ini pria yang akrab disapa Jokan tersebut menggandeng rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios dalam pembuatan karya bergenre action-thriller yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High).
Kolaborasi ini merupakan gebrakan perdana bagi Amazon MGM Studios dengan perusahaan film di Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop. Amazon MGM Studios merupakan salah satu perusahaan hiburan terkemuka yang fokus pada produksi dan distribusi global konten film dan televisi. Beberapa film prestisius yang pernah diproduksi seperti Challengers, Blink Twice, American Fiction, dan Air.
“Kolaborasi ini menandai pencapaian penting bagi kami karena pertama kalinya Amazon MGM Studios bekerja sama dengan perusahaan produksi film dari Asia Tenggara untuk perilisan film di bioskop. Kolaborasi ini juga menjadi yang pertama dengan sutradara berbakat Indonesia, Joko Anwar. Kami sangat antusias mempersembahkan karya ini ke layar lebar penonton Indonesia,” ungkap James Farrell selaku Vice President, International Originals Amazon MGM Studios.
Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027, di mana situasi negara sedang bergejolak. Skenario cerita film ini ditulis pada tahun 2007 dan baru dieksekusi pada tahun 2023 - 2024 mengingat perlunya kematangan yang menyeluruh untuk eksekusinya. Isu di film ini sangat menggambarkan kondisi masyarakat yang berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Relevansinya pun tak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia sedang mengalami permasalahan yang sama.
“Tidak sabar menghadirkan cerita yang menegangkan dan urgent ini ke penonton Indonesia. Pengepungan di Bukit Duri membawa isu yang relevan dan sangat dekat dengan kehidupan kita sekarang di Indonesia. Harapannya film ini dapat mengajak penonton untuk merenungkan kembali persepsi tentang keadilan dan empati. Film ini bukan hanya sekadar film action-thriller, namun juga menjadi sebuah pengalaman yang menggugah pikiran,” terang Joko Anwar di kawasan Epicentrum XXI.
Film Pengepungan di Bukit Duri menjadi film non-horror kedua Joko Anwar setelah melahirkan Gundala (2019) sekitar enam tahun lalu. Kali ini, Joko Anwar menggandeng aktor Morgan Oey untuk pertama kalinya. Deretan aktor muda dan baru juga meramaikan proyek film ini, seperti Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel. Film Pengepungan di Bukit Duri direncakan akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2025.
Sinopsis singkat cerita film Pengepungan di Bukit Duri mengisahkan seorang guru pengganti di SMA Duri bernama Edwin (Morgan Oey). Ditemani oleh Ibu Guru Diana (Hana Pitrashata Malasan), keduanya mengajar siswa-siswi "bermasalah". Kemudian situasi semakin rumit ketika Edwin harus menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup di sekolah tempatnya mengajar dan berubah menjadi pertaruhan antara hidup dan mati.
"Jujur saya sebagai penggemar berat Bang Jokan, sangat memimpikan untuk diajak kerja sama dalam proyek filmnya. Doa saya terkabul dan ketika membaca script film ini sangat bagus dan relate dengan kondisi yang pernah saya rasakan. Jadi, terlibat di film Pengepungan di Bukit Duri ini merupakan sebuah kehormatan yang tak terhingga bagi saya," tutup Morgan Oey.
Informasi terbaru dan perkembangan film teranyar dari film Pengepungan di Bukit Duri bisa dilihat melalui media sosial @comeandseepictures. (aul)
Posting komentar