Movie

Where Stories Begin!

Pal8 Pictures, Oase Segar Industri Perfilman Indonesia

DJAKARTA.ID – Grup media besar TEMPO baru saja melahirkan “anak” terbarunya, yaitu sebuah perusahaan film bernama Pal8 Pictures. Terinspirasi dari nama jalan gedung TEMPO di Jl. Palmerah Barat No.8 Jakarta Barat, rumah produksi film ini hadir sebagai oase segar di industri perfilman nasional yang semakin menggeliat. Pal8 Pictures (dibaca PalEight) resmi diumumkan kepada publik pada tanggal 17 Juni 2025 kemarin.

Kemunculan Pal8 Pictures diharapkan dapat memberi palet warna baru dalam bursa perfilman Indonesia dengan menghadirkan produksi film-film berbasis jurnalistik. Tak hanya membawa idealisme semata, Pal8 Pictures tetap memasukkan elemen-elemen dalam sebuah film, yakni menghibur, penceritaan yang baik, dan tentunya punya nilai penting.

“Film merupakan platform yang sangat kuat dalam mengampanyekan nilai-nilai baik. Selama ini TEMPO dikenal melalui produk jurnalistiknya yang kuat, baik melalui media cetak maupun digital. Nah, media film dan jurnalistik ini punya satu irisan yang sama, di mana perlu ada riset mendalam untuk menghasilkan sebuah cerita. Oleh karena itu, Pal8 Pictures ingin mengembangkan cerita-cerita berdasarkan riset mendalam tersebut menjadi sebuah karya sinematik yang bisa ditonton oleh masyakarat luas,” ungkap Budi Setyarso sebagai Direktur Pal8 Pictures.

Pada acara launching yang dipandu Sigit Prabowo (Founder @bicaraboxoffice) tersebut, beberapa narasumber yang hadir adalah Angga Dwimas Sasongko (CEO VISINEMA Pictures) dan Lola Amalia (Aktor sekaligus Sutradara) yang berbicara mengenai potensi film-film Indonesia di masa mendatang. Pal8 Pictures juga mengumumkan empat karya yang akan diproduksi dan siap meramaikan jaringan bioskop nasional. Keempat film tersebut adalah Mencintai Munir, Bocor Alus the Movie, Pintu Kanjuruhan, dan satu film animasi Petualangan Kobi.

Empat proyek pertama di atas hadir dalam visual film non-documentary, melainkan terdiri dari beberapa genre. Misalnya film Mencintai Munir yang diangkat dari buku karya istri sang aktivis dengan judul serupa. Film ini mengangkat kisah drama romansa pasangan aktivis Munir dan Suciwati ketika pertama kali bertemu, sama-sama aktif dalam kegiatan advokasi kelompok-kelompok marjinal, kisah-kisah personal yang lucu dan menggemaskan, hingga teror-teror politik yang mengintai keduanya.

“Munir adalah sosok aktivis pro demokrasi yang perjuangannya sangat penting, baik sebelum, sesaat, bahkan setelah reformasi 1998. Munir dibunuh tahun 2004 menggunakan racun arsenik dalam penerbangan menuju Amsterdam saat beliau berangkat untuk melanjutkan studinya. Tahun 2022, istri mendiang menerbitkan buku Mencintai Munir dan kami tergerak untuk mengangkat kisah Munir melalui POV Suciwati ke dalam format layar lebar,” tambah Budi.

Pal8 Pictures hadir dengan karya multi genre dan cerita kuat dalam format sinematik. Budi juga menyebutkan kesuksesan film Pengepungan di Bukit Duri karya Joko Anwar yang menyinggung kerusuhan 1998 membuktikan bahwa penonton Indonesia sudah terbuka dengan karya-karya bermuatan politik dalam balutan cerita menarik. Harapannya, film seperti Pintu Kanjuruhan yang diangkat dari tragedi sepak bola di stadion Kanjuruhan, Malang bisa diterima masyarakat melalui pengalaman sinematik di bioskop nanti maupun di platform OTT (Over-The-Top).

Kesuksesan film animasi Jumbo yang sukses menjadi film terlaris di Indonesia juga menjadi salah satu inspirasi Pal8 Pictures membuat film animasi berjudul Petualangan Kobi yang diangkat dari kanal edukasi TEMPO berjudul Kok Bisa di YouTube. Budi juga percaya bahwa industri animasi di Indonesia akan semakin berkembang.

Terkait sineas maupun aktor yang terlibat di empat proyek film di atas, Pal8 Pictures belum bisa memberikan info lebih detailnya saat ini. “Kami akan segera mengumumkan siapa sutradara dan pemain di kesempatan terpisah. Namun, untuk satu film pertama Pal8 Pictures, akan mulai diproduksi akhir tahun ini dan tayang sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2026,” tutup Budi. (aul)