Spotlite

Young Progressive Farmer Academy

Frisian Flag Indonesia Kirimkan Belasan Peternak Muda Studi Ke Belanda

DJAKARTA.ID – Young Progressive Farmer Academy adalah sebuah program dari PT Frisian Flag Indonesia (FFI) untuk mendorong minat anak-anak muda menjadi peternak sapi perah yang sejahtera dan berkelanjutan di tengah ancaman regenerasi peternak sapi perah di Indonesia. Melalui program ini, para peternak muda akan mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan peternakan sapi serta berdiskusi rencana pengembangan bisnis peternakannya. Para pemenang juga akan mengikuti studi banding di Belanda guna mempelajari praktik manajemen peternakan sapi terbaik dari peternak lokal di Belanda.

Andrew F. Saputro selaku Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia mengatakan bahwa program Young Progressive Farmer Academy bertujuan mencari peternak muda yang berpikiran progresif dalam mengembangkan dan memajukan peternakan sapi perah di Indonesia.

“Kemajuan peternakan sapi perah di Indonesia sangat krusial dalam mendorong pemenuhan kebutuhan susu untuk Indonesia lebih sehat dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh keluarga, sejalan dengan tujuan FFI yaitu ‘Nourishing Indonesia to Progress’ dan komitmen FFI untuk membangun keluarga yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras,” ucap Andrew F. Saputro.

Saat ini kondisi persusuan nasional memang membutuhkan perhatian. Susu adalah sumber nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Tapi tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), baru mencapai 16,27 kg per kapita per tahun, di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara. Sementara kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton (2022) namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton pada 2022.

Kendala-kendala yang dihadapi sektor peternakan sapi perah antara lain kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman akan good dairy farming practices, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usía rata – rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun), dan deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah menjangkiti lebih dari 538 ribu ternak di 17 provinsi, pada tahun lalu, di mana 72 ribu ekor adalah sapi perah.

Program Young Progressive Farmer Academy bertujuan mencari peternak muda yang berpikiran progresif dalam mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, namun juga berkelanjutan atau ramah lingkungan. Sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan selaras dengan lingkungan.

Pada periode 19 Mei sampai 27 Juni, dewan juri telah menyeleksi berbagai perencanaan bisnis yang diajukan oleh para peternak muda dari mitra koperasi FFI di seluruh Indonesia. Akhirnya terpilih 36 perencanaan bisnis yang potensial berkembang di masa depan. Selanjutnya, ke-36 perencanaan bisnis ini akan diberikan kepada juri lapangan dan juri panel untuk seleksi lanjutan berupa penilaian terhadap perencanaan, verifikasi, dan wawancara dengan peserta di lapangan. Terpilihlah 12 peternak yang dianggap memiliki perencanaan bisnis terbaik. Rangkaian program akan ditutup dengan studi banding dan pembelajaran praktik peternakan sapi terbaik di Belanda, pada 18-22 September, yang akan diikuti oleh seluruh dewan juri dan 12 pemenang.

Diharapkan dalam 3 tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy akan tumbuh jadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50 persen. Dengan kenaikan skala bisnis ini, para peternak muda ini akan berkontribusi dalam upaya meningkatkan produksi susu nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Para peternak muda ini berada pada bisnis yang tepat karena saat ini 80% bahan baku susu masih harus diimpor. Sementara dalam negeri itu baru tersedia 20%, jadi kesempatannya sangat bagus. Kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah perlu terus didorong, dan pembekalan job training di Belanda bagi 12 peternak muda yang menjadi pemenang ini akan memperkuat kemampuan managerial dan pengembangan usaha sapi perah mereka. Pemerintah saat ini juga sedang melakukan upaya pemulihan populasi ternak sapi perah yang turun akibat wabah penyakit kuku dan mulut (PMK),” ujar Putu Juli Ardika selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

Para pemenang program Young Progressive Farmer Academy nantinya dapat menjadi role model pengelolaan bisnis peternakan sapi perah yang modern. Harapannya para peternak muda ini dapat memanfaatkan kesempatan yang diperoleh untuk berbuat yang sebesar-besarnya baik itu untuk usahanya sendiri, lingkungannya, maupun untuk negara ini.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNak) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Tri Melasari mengapresiasi program Young Progressive Farmer Academy sebagai salah satu upaya berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia untuk turut serta membangun persusuan nasional. Sehingga mampu meningkatkan minat dan kapasitas peternak muda Indonesia serta dapat melahirkan generasi muda peternak sapi perah yang inovatif, mandiri dan progresif.

"Program ini bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan tentang susu tapi juga meningkatkan kualitas industrinya dan melahirkan generasi baru bagi peternakan di Indonesia. Para peserta akan mendapatkan pengetahuan, bisnis, dan bisa lebih mampu menjadikan bisnis ini lebih efisien, menguntungkan, dan lebih produktif. Termasuk bagaimana caranya memiliki strategi bisnis untuk mengembangkan dan memberi dampak positif pada lingkungan sekitar,” ujar Mr Joost Van Uum, The Agricultural Counsellor untuk Indonesia Kedutaan Besar Kerajaan Belanda.

Sementara itu, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, mengatakan kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah keluarganya perlu terus didorong sebagai salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan industri dan mengatasi berbagai masalah persusuan.Program Young Progressive Farmer Academy patut dicontoh sebagai inisiatif industri dalam program edukasi dan kompetisi untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan para peternak sapi perah kita, sehingga sektor ini akan terus menarik minat anak-anak muda,” tutup Dedi. (aul)